ISI HATI ANAK RANTAU KEPADA ORANG TUA

ISI HATI ANAK RANTAU KEPADA ORANG TUA


Kisah ku berawal dari bagaimana aku jauh meninggalkan rumah, berusaha bertahan hidup demi impian yang ada di benakku, perih sakit tak ada yang tahu, aku diam dan tutup mulut, karena aku yakin Tuhan selalu ada untuk ku. Aku bertahan bahkan berusaha mencari kenyamanan, hingga aku berani memilih sesuatu di luar impian ku. Tapi aku bersyukur, semua ini mengajarkan ku untuk melewati proses pendewasaanku. Kesepian, kesedihan dan kerinduan adalah hal yang akrab dirasakan oleh ku saat ini, saat jauh dari orang tua aku selalu menyimpan permasalahan dan kerinduan ku sendiri, tampa harus bicara langsung kepada mereka. Namun tidak pernah kubagi keluah kesah yang selalu berat itu, bila jauh dari orang tua, aku lebih memilih menceritakan hal yang baik-baik saja, sebab aku tidak mau permasalahan ku di tanah rantau semakin membebani pikiran mereka.

Ibu Ayah, walupun kita berjauhan aku berjanji sekuat tenaga akan membahagiakan kalian, doa disetiap sujud kalian selalu menyertaiku menuju kesuksesan itu. Sejujurnya kesedihan terberat yang ada di hati ku adalah jauh dari ibu dan ayah, kesendirian dan kesepian adalah hal yang setiap hari ku temuai. Apakah aku sedih? Iya!! Tapi ini bagian dari sebuah PERJUANGAN, kesendirian merupakan hal yang sering dirasakanku, namun apa yang sedang di rasakan sebenarnya jarang ku kungkap kepada orang tua, bila saatnya berkumpul bersama keluarga, itulah KEBAHAGIAAN sejati yang sebenarnya, sebab ketika pulang kembali ketanah rantau, tidak ada yang tahu apakah esok bisa berkumpul kembali, aku memang merindukan tanah kelahiran ku, tapi kerinduan ini akan ku ganti dengan kesuksesan ku nanti, tanah kelahiran tunggu aku kelak mengabdi kepada mu.

Dalam dian dan kesepian aku punya mimpi yang sangat besar, tentu ada pengorbanan yang akan di lakukan, salah satunya menahan rindu pada tanah kelahiran dan kerinduan ini akan terbayar lunas saat aku pulang dan mengembangkan tanah kelahiran ku sendiri, tunggu saat itu tiba.

Hidup hemat adalah bagian dari proses perjuangan, aku nyakin tidak ada proses yang menghianati hasil, menyisakan uang agar mampu bertahan di kemudian hari adalah hal yang biasa di lakukan oleh ku. Namun saat tau bahwa orang tua telat mengirimkan uang bulanan, hanya satu kata yang bisa mewakili perasaan… pasrah… namun taka apa… itu merupakan bagian daru proses kehidupan, sebab proses tidak akan menghianati hasil!! Semua permasalah di tanah rantau kuselesaikan dengan buah pikiran ku sendiri.

Mandiri adalah pilihan, saat sakit menerpa jarang kamu terus terang pada orang tua, aku tidak mau merepotkan orang tua dengan banyak keluhan ini dan itu. Bila ditanya mengenai kabar, aku akan selalu menjawab bahwa aku selalu sehat, aku tidak mau menambah beban pikiran orang tua ku, inilah yang sebenarnya ada di hati ku,, menyelesaikan sendiri setiap ujian kerikil tajam yang menyelimuti.

Ayah Ibu, mentalku akan jauh lebih tangguh dari yang kalian tahu, aku mungkin punya mental yang jauh lebih kuat dibandingkan anak yang masih tinggal bersama orang tua,  setiap permasalahan yang ada aku hadapi dengan sendiri dan mandiri setiap kesepian yang datang aku lawan dengan ketegaran yang hebat.

Ayah Ibu, terimakasih telah mengijinkan ku menjadi seseorang yang kuat menghadapi dunia, hanya orang tua hebat yang merelakan anaknya pergi merantau, orang tua tahu bahwa sangat berat melepaskan anaknya pergu ke tanah orang. Tapi, disitulah kehebatan orang tua melepaskan anaknya untuk mendapatkan pengalaman yang lebih banyak dibandimg tinggal bersamanya, aku menyadari bahwa aku punya orang tua yang hebat telah memberi sebuah kepercanyaan besar padaku untuk merai kesuksetan di luar zona nyaman.


Ayah ibu, terimakasih telah mempercayaiku, kepercayaanmu tidak akan aku kecewakan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kangker Mata

MELAKSANAKAN AMANAH ORANG TUA